2009/05/20

aBoUT tEddY bEaR



Presiden Rooselvelt merasa terharu melihat sebuah kartun di salah satu koran di Amerika pada masa pemerintahannya....kenapa demikian ?

Sewaktu berburu, Sang Presiden melihat seekor beruang tertangkap dan diikat oleh bawahannya yang ikut berburu juga. Dengan maksud agar Presiden Rooselvelt dapat menembaknya dan Presiden tidak mau menembaknya. Dan cerita itu masuk di surat kabar dengan gambar kartunnya.

Namun ada pembaca yang juga pemilik toko permen dan alat tulis agar istrinya mengirimkan surat ke gedung Putih. Karena si penjual permen tersebut mendapatkan ide untuk membuat boneka beruang seperti di gambar katun koran itu.

Dan ide tersebut ditulis dan diterima oleh Presiden Rooselvelt. Dengan isi, istrinya membuat beruang seperti gambar di koran dan ingin meminta izin menamakan sama dengan nama presiden. Dan Presiden membalas, "Nama saya tidak begitu berharga dalam bisnis beruang, tapi anda dapat saja menggunakannya"

Maka sipenjual permen memperbanyak membuat boneka ke istrinya dan dipajang di tokonya, disebelah gambar kartun. Apa nama beruang tersebut,....
Ya, "Teddy Bear". Teddy nama panggilan President Rooselvelt.

2009/04/09

about massiver

      
biograph of D'massivE



     Sebagai band pendatang baru, D'Massive berbangga hati bisa manggung bersama sederet band ternama. Personel D'Massive makin bangga dan menangis haru karena penonton hapal lagu mereka.
Belakangan ini, D'Massive tergabung dalam sebuah acara musik yang juga menghadirkan band-band besar seperti Peterpan, Nidji, dan Andra & The Backbone.
     Mereka mengunjungi beberapa kota di Indonesia. "Waktu manggung pertama di Cianjur, aku sempat mengira sambutannya biasa saja. Sebab, kita merasa nggak bakal diperhitungkan dibandingkan band barengan kita yang sudah terkenal. Tapi, di luar dugaan, sambutannya luar biasa," tutur Rian bahagia, usai syuting di Atrium Senen, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2008).
Rian sempat menangis saat penonton melantunkan hits D'Massive. Mereka tak menyangka para penonton ternyata hapal lagu mereka, Cinta Ini Membunuhku. Walau mendapat respons positif dari penonton, Rian mewakili personel D'Massive, Kiki (gitar), Rama (gitar), Why (drum), dan Rai (bass), berjanji sikapnya tak akan berubah mengikuti ketenaran. "Yang berubah hanya kehidupan kita, bukan sikap. Malah kita sekarang kalau bersikap ingin lebih down to earth," tandas Rian.

Apa yang harus di lakukan setelah lulus SMA

Dilema masa muda

"Le, tar lagi abis lulus SMA, penginnya miki kuliah apa mondok?" Begitu pertanyaan nyokap sesaat setelah EBTANAS (kalo skrg Unas) SMA. Itu terjadi sekitar 5-6 tahun lalu.

Heran juga sih denger pertanyaan seperti itu. Masak anak model saya ditawarin mondok?!! Jauh bangetlah. Bisa, bisa pak kyiainya malah ikutan rock 'n roll every day, gak jadi ngajarin ngaji ;p

Akhirnya, pilihan pun dijatuhkan, "Miki pilih kuliah ma!" dengan mantapnya kala itu saya menjawab. Palu kesepakatan pun di ketok, "Deall!!!"

Seiring berlarinya waktu, saya merasa pilihan yang saya pilih beberapa tahun lalu itu bukanlah best choice. Lima tahun di kampus nggak pernah ada ilmu akademik yg nyatol ke otak. Dengan mudahnya memuai begitu aja. Seperti kentut yang dikeluarkan di ruangan terbuka. Hilang dengan gampanya. Begitu mudah, begitu cepat.

Sampai meraih gelar S-1 pun, saya masih nggak "ngeh" sama bidang yg saya pelajari selama bertahun-tahun tadi. Jangankan untuk bikin laporan keuangan, ditanya masalah jurnal yg basic banget dijurusan accounting aja belom tentu saya bisa jawab.

Padahal untuk bertahan disana sangat banyak yg harus dikorbankan. Mulai dari rupiah, waktu, sampai pikiran. Tapi semua sia - sia. Raihan gelar sarjana hanya pelengkap sempurnanya sandiwara. Fuih, 75 + 25. Cepe deh...

Seandainya 5-6 tahun lalu saya tidak memilih keduanya. Seandainya saya justru menjatuhkan pilihan untuk langsung kerja atau setidaknya mulai belajar wirausaha, mungkin ceritanya akan lain. Bisa saja saat ini saya sudah menjadi pengusaha sukses walaupun untuk tingkat kabupaten. Karena lima tahun bukanlah waktu yg sebentar. Lima tahun bakal memberikan pengalaman berharga kalo emang DIMANFAATKAN bener2. Gak dibuang percuma seperti selama ini.

Pendidikan bisa dilanjutkan kapan saja. Toh, belajar gak pernah mengenal batasan usia. Bisa umur 20-an, 30-an, 50-an, 80-an, atau bahkan umur 100 pun masih bisa. Dengan catatan Tuhan masih memberikan umur panjang ;p

Daripada harus langsung kuliah, tapi tiba2 ditengah jalan semangat yg dulunya membara mendadak dangdut alias goyang. Semua akan menjadi sia - sia khan?! Apalagi sistem sistem pendidikan di indonesia totally is bullshit!! Sarat intrik bahkan sering kesusupan politik. Anjingggggggg...

Ini bukan keluh - kesah ato menyesali keadaan. Hanya sekedar refresh sejenak kesalahan masa lalu. Semoga tidak terjadi di masa datang, Amien...